Rumah Ane Gudangnya Hantu #6 - Cerita Seram Kaskus

Rumah Ane Gudangnya Hantu #6

Agan dan sista pasti masih inget cerita pertama ane mengenai mbak kunti yang mengganggu ane ketika ane sedang tidur bareng nyokap. Di cerita ini ane mau ceritain tentang pertemuan ane kedua kalinya dengan dia.

Timeline cerita ini tetap saat ane kelas 3 SD akhir. Pasti banyak yang heran kenapa alur waktunya ngga maju-maju. Jadi alasan terbesarnya adalah karena saat itu adalah saat-saat dimana ane ngerasa sendiri dan ga ada yang sayang, perpisahan ortu ane jadi dampak paling gede di hidup ane dan kakak. Jadi saat ane baru ngerasain pisah sama nyokap, ane jadi pemurung dan pendiem, intinya ane menarik diri dari pergaulan, selain karena banyak orang yang terlalu ikut mencampuri urusan keluarga ane. Jadi inilah salah satu alasan kenapa waktu zaman ane SD adalah saat-saat kritis ane menghadapi Ghost Attacks

Malam itu tak seperti malam biasanya, rasanya lebih sunyi dan tenang. Karena rumah ane ada di pedesaan, biasanya suara serangga malam adalah melodi tidur untuk kami sehari-hari. Saat itu jam 1 malam, ane ingat ane terbangun dengan keringat dingin setelah mimpi buruk. Saat ane SD tak ada hari yang dilalui tanpa ane mimpi buruk, seperti yang agan tahu kalau ane sering diganggu makhluk halus, begitu juga saat ane tidur, mereka sering ikut menghantui di dalam mimpi. Ane saat itu tidur dengan Emak, dan berniat membangunkannya untuk mengantar ane ke kamar mandi. Setelah beberapa menit mencoba membangunkan Emak ane, Emak ane bangun dan menunggu ane di sofa dekat ruang tv yang letaknya ada di ruang tengah. Letak toilet di rumah ane selain di kamar ortu (yg kamarnya selalu dikunci karena bokap ga pulang), salah satunya adalah toilet yang letaknya ada di belakang. Entah kenapa kamar mandi ane yang ada di belakang ini rada nyeleneh desainnya. Jadi antara bak mandi dengan wc dipisahkan oleh tembok dan masing-masing memiliki pintu tersendiri. Untuk kamar mandi pintunya menghadap jalan menuju sumur sedangkan untuk ruang wc pintunya persis berada di depan sumur. Sumur ini sendiri ditutup dengan lapisan seng dan ditimpa dengan batu bata, meski begitu sumur ini tetap difungsikan oleh keluarga ane sebagai pemasok air di rumah. Untuk menuju kamar mandi, ane harus terlebih dahulu membuka pintu yang mengarahkan ke gudang, jadi sumur ane letaknya ada di dalam ruangan gudang, begitu juga pintu kamar mandi dan pintu wc yang ada di dalamnya. Untuk lebih jelasnya silahkan cek gambar denah di bawah.


Sebenernya ane takut untuk ke belakang sendirian tapi ane gak tega sama Emak ane yang tiap hari harus ngurusin ane bahkan nemenin ane, lagipula ane juga tahu beliau pasti ngantuk tapi ga kuasa untuk nolak permintaan ane untuk nemenin pipis. Akhirnya dengan mengumpulkan tekad keberanian, ane buka pintu gudang tersebut dan berjalan ke arah kamar mandi. Di dalam kamar mandi ane masih merasa semua berjalan dengan normal, setelah selesai pipis dan wudhu ane berniat untuk kembali tidur. Saat ane keluar kamar mandi, ane bingung pintu gudang ketutup dan ane udah ngebayangin harus terkunci di dalam sampe pagi. Saat ane mau buka pintu gudangnya, ternyata beneran pintunya kaya terkunci dari luar. Ane gedor-gedor sambil teriak minta Emak ane untuk ke belakang dan bukain pintu. Jujur disini perasaan ane udah ga enak, udah mulai parno dan lain-lain.

Bermenit-menit berlalu, pintu tak kunjung terbuka juga, disini ane udah mulai desperate dan harus berani nerima kenyataan terkunci di dalam. Sampai akhirnya ane denger suara langkah kaki terseok dari luar dan berhenti tepat di depan pintu gudang.
"Mak? Tolong bukain pintu, Risa di dalem".
"Mak?"
Tak juga ane denger jawaban.
Saat ane mau gedor pintu lagi, tiba-tiba seluruh lampu dalam ruangan gudang mati, begitu juga lampu kamar mandi. Dan otomatis ane disana bener-bener dalam kondisi terkunci dan serba gelap.
Ane udah mulai nangis dan tetap mengumpulkan keberanian ane untuk ga putus asa tetap gedor-gedor pintu.
"Mak, Emaaak, Risa di dalam. Bukain pintunyaaa"
"Mkk..." Suara ane tercekat ketika tiba-tiba suara batu bata jatuh dari dalam ruangan. Dan agan sudah tahu, satu-satunya batu bata yang ada di ruangan adalah batu bata yang nindih lapisan seng di atas sumur. Ane masih mencoba untuk berpikiran positif berharap tidak akan terjadi apa-apa, tapi seketika pikiran itu buyar setelah ane secara jelas mendengar lapisan seng di atas sumur seolah-olah dibuka. Dan sekelebat ingatan kakak ane yang kesurupan sedang ditemukan duduk di sumur menambah mencekamnya suasana saat itu.
Ane menyandarkan muka ane ke pintu gudang untuk menghindari melihat hal apapun di belakang ane. Tapi ternyata hal itu tidak berpengaruh ketika tiba-tiba ane merasakan dinginnya dua buah tangan yang memegang pergelangan kaki ane. Disitu ane panik dan langsung berteriak-teriak memanggil emak ane.
"Maaak, Emaaakkk. Bukain pintuuu"
Tapi teriakan ane terasa sia-sia karena pintu tak kunjung terbuka.

Disitu ane belum tahu makhluk apa yang sedang memegangi pergelangan kaki ane karena ane fokus untuk segera keluar dari ruangan itu. Malangnya ane, kaki ane tiba-tiba ditarik dan ane jatuh terduduk dengan posisi menghadap ke seluruh ruangan. Dan disitu ane bener-bener berhadapan muka dengan si kunti. Ane nggak tahu kenapa dia begitu gembira ngelihat ane, disitu tertawa keraslah dia dengan mengeluarkan tawa khasnya "Hihihiiiiii.... Hihihiii..."
Ane yang bergidik ngeri ngelihat dia happy, langsung memutuskan untuk merem dan membaca surat-surat pendek untuk mengusir dia. Tahukah agan dan sista apa yang terjadi selanjutnya?
Tangan dia yang dingin mengelus-elus rambut ane dan semakin menyusuri muka ane. Tangannya yang dingin membuat nyali ane makin ciut karena sadar siapa yang menyentuh ane. Saat kedua tangan dia berhenti di dekat pelipis ane, tiba-tiba kedua jari dia menyentuh kelopak mata ane yang lagi merem. Dan entah kekuatan darimana ane ngerasa kelopak mata ane dibuka secara paksa dan disitulah ane ngelihat dia duduk di depan ane dan muka dia hanya berjarak sekitar 10 senti dari ane. Ane yang histeris, langsung baca-baca surat pendek secara lantang di depan dia supaya dia pergi. Tapi apalah arti membaca surat pendek jika tajwid dan panjang pendeknya harakat masih belum benar, karena pasti arti surat itu menjadi berubah. Saat itulah hal yang begitu mencengangkan terjadi di depan mata ane yang dibuka secara paksa, dan ya, setiap ane mengucap membaca ayat surat pendek disitu juga si mbak kunti ikut menggerakkan mulutnya sesuai apa yang ane baca. Di tiap ane membaca itu juga, dia menyeringai tersenyum sambil komat kamit sesuai gerakan bibir ane. Ane yang ketakutan karena ngerasa apa yang ane baca ternyata tidak berpengaruh seketika hanya bisa diam ketika ane tak lagi bisa mendengar suara ane. Suara yang ane dengar saat itu hanyalah tawa keras dari kunti yang mungkin merasa telah mengalahkan ane secara telak.

Saat itu ane masih dalam keadaan jatuh terduduk dan sudah pasrah jika ane harus terkunci bersama dia hingga pagi menjelang. Ane yang menangis terisak hanya berharap dia secepatnya pergi, ane ngerasa udah ga punya kekuatan lagi untuk teriak minta tolong karena ane ngerasa kekuatan ane udah dilolosi setelah ngelihat dia mengejek bacaan ane. Disitu pun ane juga ga bisa merem lagi setelah dia nyentuh kelopak mata ane. Ane terpaksa harus melihat dia yang duduk menyeringai di depan ane.

Ternyata bantuan Allah selalu datang untuk hambaNya yang meminta pertolongan, ane mendengar suara kaki setengah berlari di sepanjang lorong dapur. Dan betapa leganya ane ketika melihat muka cemas Emak ane saat membuka pintu ruang gudang. Disitu Emak ane langsung datang memeluk dan menenangkan ane. Yang anehnya ketika Emak ane datang kunti udah pergi dan lampu ruangan menyala kembali.
Sambil terisak ane bilang ke Emak ane "Mak darimana aja, Risa udah mulai tadi teriak-teriak minta bukain pintu"
Dan jawablah Emak ane, "Loh Emak tidur di kamar, terus kaget Risa udah gak ada di kamar. Makanya Emak ke belakang siapa tahu si neng pipis".
Makin histerislah ane, jadi siapa yang tadi nungguin ane di ruang tengah? Terus tadi waktu ane bangun tidur, ane sebenernya lagi bangunin siapa?