Liburan yang ngga kerasa udah berakhir dengan cepat, kaya teh botol sosro yang langsung abis sekali sedot padahal kayanya isinya masih banyak. Seakan terkena ilusi yang membuat ane lupa akan kenikmatan setiap tetesnya. Yah, begitulah liburan yang ane alami. Perasaan baru kemaren keluar kampus, eh besoknya udah harus masuk lagi.
Perasaan kemaren ane baru seneng-seneng di puncak, eh sekarang ane harus menderita lagi didalam kostan kampret ini. Ketemu kamar kampret lagi, ketemu Yudi & Nabil lagi, dan ketemu dengan dua sejoli yang sedang menghabiskan masa injury time-nya lagi (Eyang).
Menurut ane, eyang Purwoto dan eyang Putri sebenarnya adalah pasangan yang serasi. Di satu sisi eyang purwoto adalah seorang pensiunan TNI, dan disisi lain eyang Putri adalah seorang mantan penjual gado-gado eksklusif. Sungguh pasangan yang cocok seratus persen menurut data ramalan BMKG.
Entah bagaimana mereka bisa jadian sewaktu muda, hanya tuhan yang tahu. Mungkin kejadiannya waktu perang dunia, saat Indonesia masih dijajah oleh Timnas Belanda U23.
Saat itu Purwoto muda masih menggunakan seragam TNI yang melekat dibadannya yang tegap dan atletis. Lengkap dengan senjata api dan semangat yang berkobar dalam jiwa untuk mengusir penjajah. Dengan gagah berani walau aral rintangan datang setiap saat tuk menguji. Kera sakti.. tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati.
Teriakan amarah menyertai desingan peluru yang dikeluarkan dari senjatanya. Ditengah pertempuran yang begitu kejam, satu-persatu musuh tumbang dihadapannya, tapi.. apa yang terjadi?
Oh tidak, Purwoto muda kehabisan amunisi, dan sekarang dia sedang terpojok disudut ruangan sambil memikirkan mantan yang terbuang. *syit hidup itu kejam
Tapi tiba-tiba, datanglah seorang wanita dengan membawa cobek dan ulekan yang digunakan untuk meracik sambal terasi. Lalu dengan cepat, dia langsung melempar ulekan itu kepada Purwoto muda.
“HEII.. TERIMALAH INI..”
*Hap, diapun menangkap ulekan itu dan langsung menyerang musuhnya tepat dibagian mata.
“AAAAAAA.. SENJATA APA INI, SERANGANNYA BEGITU DAHSYAAT”
“Hahaha.. inilah senjata rahasia orang Indonesia”
Dan musuh pun mati seketika dengan mata yang sudah berasap dan berbau Sambal terasi.
Setelah itu, Purwoto muda pun berbalik dan menemui si wanita yang menyelamatkan hidupnya..
“Hei.. cewek, boleh kenalan ga?”
“Cius nih mo kenalan sama akoohh?”
“Cius deh.. enelan..”
“Hmm.. kasih tau ngga yaach”
“Kasih tau doongg, pliiiss..”
“Namaku Putri Bahar, panggil aku Putri ajah”
“Kenalin namaku Purwoto Uchiha. Boleh minta Pin BB?”
Dari situlah akhirnya perjalanan cinta Purwoto dan Putri dimulai. Begitulah takdir dapat menyatukan mereka hanya karena sebuah cobek dan ulekan. Sungguh akhir cerita yang tidak bisa diduga. Mungkin jika ada produser yang melihat kisah ini, mereka akan membuat sebuah FTV yang judulnya “Hatiku Mentok di Cobek Cinta”.
Ya mungkin begitu kejadiannya saat eyang Purwoto bertemu dengan eyang Putri. Tapi mereka emang orang yang baik menurut ane, karena kayanya cuma mereka yang mematok harga kostan paling murah. Selain itu mereka juga kadang suka nganterin makanan ke semua anak-anak kostnya, orang yang pengertian mengingat kami adalah anak-anak kostan yang terlantar dan butuh bantuan. Begitulah sifat eyang kepada anak-anak kostannya, Baik, Ramah dan Pengertian.
Libur sudah selesai, dan ane harus kembali ke kampus. Perjalanan pagi ini terasa males banget buat ane, berangkat dari rumah ke kostan kaya orang kurang makan. Badan lemes, kepala pusing, mata masih ngantuk, bibir pecah-pecah, susah buang air besar. Mungkin ane kena sindrom liburanitus kurangus, sebuah sindrom dimana penderitanya masih belum bisa melupakan masa-masa liburan.
Ane naik kereta kaya biasanya, dan turun di stasiun kaya biasanya. Setelah turun di stasiun, ane naik ojek kaya biasanya untuk menuju ke kostan yang kaya biasanya. Begitu ane sampai didepan pager, ane menatap kostan itu dengan tatapan lesu. Dan kostan itu seolah mengejek ane dengan berkata “selamat datang kembali di kostan kampret”.
Ahh syit..