" ada apa cha, kok berhenti " tanyaku.
dengan wajah terlihat cemas dia tiba - tiba berbicara sendiri, seolah - olah dia sedang berdialog dengan seseorang yang tidak bisa kita lihat.
" kalian siapa ? kenapa kalian datang ke tempat ini ? ". seketika tubuh icha terhuyung - huyung lemas dan tiba - tiba dia pingsan. kami bertiga panik dan mengangkat icha ke ruang tamu. sambil diberi minum dulu sampai menunggu keadaan icha pulih. kita harap - harap cemas tentang kejadian barusan. ada apa gerangan dengan icha, kenapa dia pingsan tanpa ada hal yang terkesan membuat dia kaget ataupun takut ? setengah jam kemudian, icha siuman. awalnya dia hanya merenung dan diam saja tanpa mengeluarkan satu katapun dari mulutnya. namun tiba - tiba dia menangis histeris sambil menutup wajahnya. sambil dipeluk oleh bu ria dia menangis dengan ttersedu - sedu dan memulai cerita tentang apa yang terjadi baru saja.
" di lorong itu ada 2 orang lelaki, mereka berbadan besar namun bukan sejenis genderuwo. mereka lebih terlihat seperti orang luar negeri yang memakai kemeja bagus dan wajah mereka sangat bersih. namun saat aku lebih jelas mengamati mereka, wajah mereka perlahan berubah. darah mulai mengalir dari seluruh bagian tubuh mereka dan satu persatu jari jari tangan mereka putus ".
"setelah aku melihat kejadian itu aku mulai mengajak berdialog dengan mereka, aku melihat ada aura negatif dari keberadaan mereka. ternyata mereka bukan penghuni asli rumah ini, mereka adalah kiriman dari orang yang punya masalah dengan bu ria. sepertinya mereka dikirim untuk membuat rumah ini jadi terlihat kelam. saat aku mulai ingin mendekati mereka, tiba - tiba saja aku melihat mereka menjadi lebih banyak dan sosok mereka memenuhi seluruh ruangan ini makanya aku pingsan. dengan sedikit menghela nafas lalu bu ria membenarkan ucapan icha tersebut. kata dia memang rumah ini sering terdapat kejadian janggal, mulai dari barang yang berpindah sendiri, lalu kran terbuka, listrik nyala dan mati sendiri. semua membuat bu ria merasa terganggu. namun dia mengatakan akan segera meminta bantuan kyai untuk mengusir mereka.
kami kembali takjub oleh kemampuan icha itu.aku terus mengamati dia secara diam - diam. selesai kita memasuki rumah bu ria, kita lalu pamit dan melanjutkan pencarian di tempat lain. bu ria berpesan kepada kita untuk menjaga icha, karena dia anak yang luar biasa. kami iyakan pesan bu ria dan beranjak pergi. tujuan selanjutnya adalah toko perak yang kata orang memang sangat angker. bahkan beberapa waktu lalu di tempat itu ada ritual pengusiran jin yang dilakukan oleh beberapa ustadz. dalam perjalanan menuju ke tempat itu, icha tiba - tiba nyeletuk : " ternyata disini banyak hawa - hawa jahat yah, banyak aura negatif yang ngeganggu penduduk sekitar ". aku dan kakakku hanya bisa diam mendengarkan cerita tersebut. kita nggak mau banyak komen tentang urusan tersebut. soalnya dia yang lebih memahami masalah ini. sampai di depan toko perak itu, icha menghentikan langkahnya tepat di sebelah banner toko perak tersebut. dia mulai meraba - raba tembok toko itu dan berucap :
" mending kita jangan kesini aja deh, disini isinya lebih jahat dari tempat bu ria, dan banyak banget mahluk - mahluk yang berkeliaran disini. bisa jadi sini malah jadi tempat mahluk halus berkumpul. kemarin - kemarin habis dilakukan pengusiran jin ya mas ? ". kakakku yang daritadi memperhatikan icha menganalisa keadaan rumah kaget. " loh kok kamu tau cha kalo disini pernah ada pengusiran jin ? ". tanya kakak aku
" iya mas, nih ada adik kecil yang ngasih tau, kata dia semua pengusirannya percuma karena tidak ada satupun jin yang pergi dari sini, para ustadz cuma ditipu oleh sosok jin tiruan mereka ". sekujur tubuhku merinding ketika icha mengatakan ada adik kecil yang sedang berada di depan icha.
" mas, mas, masssss ayo cepet kita pergi darisini soalnya kuntilanak yang ada di tubuh aku mulai nggak suka dengan keadaan rumah ini !!. tanpa pikir panjang kita langsung saja buru - buru meninggalkan tempat itu dengan rasa takut dan panik kalau - kalau terjadi apa - apa dengan icha.