Cerita dan Pengalaman Misteri 3.5 Tahun tinggal di Asrama Kopma Brawijaya #9 - Cerita Seram Kaskus

Cerita dan Pengalaman Misteri 3.5 Tahun tinggal di Asrama Kopma Brawijaya #9

Selamat malam gan... maaf nih baru bisa ngasih update. Abis sowan ke rumah mertua dan mantengin perhitungan suara. Bangun-bangun dan dapat serangan fajar… hadeeh… emang dah politik di negeri ini…
Oke gan ane coba lanjutin lagi cerita nya.

Agan percaya bahwa angka 13 adalah angka sial? Angka yang penuh mistis dan kejanggalan? Jika tidak, sama ane juga nggak percaya. Tapi beberapa kejanggalan yang ane alami selanjutnya membuat ane berfikir apa ini berhubungan dengan angka 13 yang ane dapat. Dalam sejarah nya angka 13 selalu di identikkan dengan angka sial. Angka yang harus dihindari dalam segala hal. Orang-orang barat sangat menghindari angka itu. Tidak ada gedung, apartemen, kursi bioskop yang menggunakan angka 13. Mereka menggantinya dengan 12A ato langsung meloncat ke angka 14. Mereka sangat hati-hati menggunakan angka dalam segala bentuk hal. Apa yang mendasari hal itu? Konon ini berhubungan dengan organisasi sesat yang kita kenal sebagai Freemason. Organisasi itu di kecam oleh king philip karena di duga sesat penyembah setan. Kemudian semua orang Freemason di tangkap dan di eksekusi pada tanggal 13 hari jumat. Beberapa pengikutnya yang berhasil lolos memperingati tanggal itu sebagai hari kematian. Dan mitos tanggal 13 hari kematian pembawa sial tumbuh subur hingga sekarang.

Kejanggalan pertama adalah ane mendapatkan kamar baru, yang malam pertama ane tidur sudah mendengarkan suara nafas yang nggak jelas dari mana asalnya. Percayalah, nomor kamar itu C3-10. 3+10 = 13. Ane kuliah di poltek, saat naik ke tingkat 3 kelas ane di suffle dengan kelas lain. Dan ane mendapat no absen 13. Dan yang paling aneh, waktu masih di blok B ane jadian ama pacar ane waktu itu tanggal 29 january 2005, dan putus setelah ane pindah di blok C di tanggal 16 February 2008. Ane di asrama hingga april 2008. Coba agan kurangkan kedua tanggal itu berapa tanggal yang agan dapat?... tepat… 13… dan sejak tinggal di kamar itu kesialan demi kesialan ane alami. Mulai dari proyek tugas kampus yang selalu bermasalah sampai dengan hubungan ane dengan pacar yang berantakan sampai akhirnya putus di tanggal itu. Tapi terus terang ane nggak menganggap ini akibat dari tanggal 13, mungkin semua udah jalan NYA buat ane.



Agan-agan masih ingat dengan temen ane yang tiba-tiba di kamarnya di datengi 3 anak kecil mirip tuyul? Dia juga pindah ke blog C gan. Juga di lantai 3, kamarnya tapi beda lobby. cuman posisi kamar kami saling menyiku. Jadi jika sama-sama membuka jendela, kami akan melihat pemandangan yang sama. Pemandangan sebuah pohon mangga yang kemudian menjadi masalah buat temen ane itu.

Ndak ada yang spesial dari pohon mangga itu. Hanya pohon mangga biasa setinggi 7.5 meteran. Jarang berbuah namun cukup rimbun daunnya. Terdapat 2 cabang yang cukup kuat buat glandotan, dan 1 cabang yang baru saja di potong. Sepertinya karena rantingnya mengganggu jendela kamar penghuni lain. Ane nggak tau sejarahnya ada pohon mangga disitu, cuman kalo dari lokasi penanamannya kesannya agak di paksakan. Karena berjarak kurang dari 1 meter di sebelah timur pohon sudah merupakan pagar asrama. Jadi buat apa di tanam disitu? Kecuali jika pohon itu sudah ada disitu sebelum asrama di bangun. Cuman yang ane pikirkan kenapa tidak di tebang ato di pindahkan ke tempat yang lebih strategis yang setidaknya bisa tumbuh lebih nyaman. Ane nggak tau tentang pohon itu, dan ane anggap hanya pohon biasa setidaknya sampai malam itu. Malam dimana temen ane kembali kedatangan tamu yang tak di undang, bahkan tak pernah berharap untuk diundang…

Pukul 00:30 tidak biasanya temen ane itu tetap terjaga. Dia bukan tipe orang yang suka begadang. Malam itu terasa cukup panas. Meskipun angin cukup kencang tapi udara yang di tiup kan bersifat kering. Jadi hawa menjadi cukup panas. Sembari menunggu ngantuk, dia sibukkan diri dengan main game di komputer. Komputer itu di letakkan di meja lesehan di depan jendela. Jendela asrama cukup lebar gan. Jadi dengan posisi duduk lesehan di depan komputer, temen ane bisa melihat apa yang ada di luar jendela dengan jelas. Apa yang ada di luar jendela? Yup… pohon mangga itu. Hampir jam 01:00 dia main red alert, game yang sedang booming waktu itu. Di temani sebungkus rokok dan segelas kopi. Hanya suara angin yang ada di luar, tenang, sepi, sampai dia sadar seperti ada suara yang melempar jendela kamar nya dengan krikil beberapa kali. Dia masih diem gan, mencoba meyakinkan bahwa itu beneran suara kaca jendela yang di lempari. Bukan efek suara angin yang mengenai rimbunan daun pohon mangga. Hingga beberapa saat kemudian, suara lemparan lagi muncul kembali. Dia bangun dan membuka jendela. Hal yang wajar adalah pada saat kita ada di lantai 3 lalu terdengar jendela di lemparin, maka hal pertama yang akan kita lakukan adalah membuka jendela dan melihat kebawah siapa yang melakukan . Itu lah yang di lakukan temen ane gan, celingak-celinguk ngeliatin kebawah. Sampai akhirnya dia tau lemparan itu bukan berasal dari bawah, melainkan dari sosok yang sedang duduk di dahan pohon mangga di depannya.
Sosok yang sedang duduk dengan pakaian putih panjang. Rambutnya di biarkan terurai menutupi separuh wajah. Dan yang separuhnya lagi tertutup bayangan dedaunan. Pakaian putihnya yang panjang hingga menutupi semua kakinya. Sekilas seperti sedang melayang diantara dahan pohon. Temen ane yang melihat itu kaget banget, mencoba mendekatkan pandangannya untuk meyakinkan bahwa itu bukan apa-apa. Mungkin hanya sepotong kain yang di gantung diatas pohon. Tapi bukan gan, sosok itu cukup jelas menggambarkan sesorang lebih dari sekedar sepotong kain. Sontak ekspresi wajah temen ane langsung berubah ketakutan. Dia sandarkan tubuhnya di tembok dan refleks membaca ayat kursi gan. Selanjutnya apa yang terjadi? Sosok itu seperti berbicara,

“terus…. Woconen terus…. Terusno…aku nggak wedi…” (terus…. Bacakan terus… teruskan… saya tidak takut )

Temen ane tambah dengan al ikhlas dan Qulhu lainnya, sosok itu terdengar seperti tertawa dan menghilang beberapa saat kemudian.

Apa ini?? Siapa dia?? Itu pertanyaan yang temen ane tanyakan pada ane dan beberapa temen saat dia menceritakan itu semua di waktu paginya. Terus terang dari kamar ane ane juga bisa melihat pohon itu, tapi semalem ane sudah tertidur dan melewatkan kejadian itu. Ane bisa melihat rasa khawatir dari temen ane itu saat dia cerita sambil menghisap rokok di tangannya dengan gerak tangan yang sedikit gemetar.

Semua datang seperti teror. Kami pikir lepas dari blok B membuat kami bisa lebih nyaman, tapi ternyata tidak. Ada hal yang masih tersembunyi. Bahkan di gedung yang baru kami tempati ini. Ok kami sepakat untuk tenang dan tidak menyebarkan cerita ini lebih jauh waktu itu. Lagi-lagi ane menganggap ini seperti ucapan selamat datang dari sesuatu yang sudah ada sebelum kami datang dan hidup berdampingan dengan mereka.
Pagi sebelum ane berangkat kuliah tiba-tiba handphone ane bunyi. Ada SMS dari temen ane itu. SMS itu tertulis

“Mik… aku muleh dhisik. Paling semingguan engko mbalik maneh. Sepurane ndadak. Mik, sing wingi teko maneh. De’e ngomong ndang ngalio…ndang ngalio!”

( Mik… aku pulang dulu. Paling semingguan nanti kembali lagi. Maaf mendadak. Mik, yang kemarin datang lagi. Dia bilang cepet pergi… cepet pergi !)

DAMN!!!!