Story Of My Life: Sepenggal Memori Kelam Dari Teman Hantu-ku #10 - Cerita Seram Kaskus

Story Of My Life: Sepenggal Memori Kelam Dari Teman Hantu-ku #10

Part 10
Sebelumnya perkenalkan dulu, nama saya S**** a.k.a Maman, kali ini saya bakal nyeritain pengalaman saya bersama B**** a.k.a Encis, ya ini sebenarnya pengalaman saya yang sangat berkesan di hidup saya, jdi kita langsung aja ke cerita, sya minta maaf terlebih dahulu apabila tutur kata saya yang sangat tidak bermakna....

"Gimana pak ustadz??? bisa bantu sya gak??" ucap saya kepada pak Ustadz. "Maaf ya Man, saya ga bisa... saya bukan orang pinter" sahut pak Ustadz. "Trus gmna dong saya??" tanya saya kepada Pak Ustadz. Pak Ustadz terdiam memikirkan cara untuk membantu saya lalu kemudian datanglah Encis bersama motornya. " Man gw bakal bantuin lu buat nolongin si Azka" ucap si Encis. Saya sama Pak ustadz tersenyum melihat ucapan si Encis, saya lega karena akhirnya Encis sadar dan mau membantu saya.

Saya lalu menceritakan perihal bahwa Pak Ustadz tidak bisa membantu kita, Encis cuman ngangguk-ngangguk aja. "Udh mendingan gini aja, saya punya kenalan di daerah Daw***, dia punya kelebihan, nanti saya hubungi dia" ucap Pak Ustadz. "Oke pak, kita nunggu aja di mushola" ucap saya. Saya dan Encis lalu masuk ke dalem mushola untuk menunggu jawaban pak Ustadz. "Man, kita bakal berhasil kan???" ucap Encis. "Moga aja cis, gw juga g tau..." ucap saya. Tak lama pak ustadz kembali setelah bertelepon dengan temannya. "Oke, temn bapak mau bantuin, jam 11 nnti kita ke lokasi yang Maman tau, abis itu selesai langsung pulang ya..." ucap Pak Ustadz. "Oke pak" ucap saya dan Encis.

Kami berdua menunggu di mushola sambil bercerita tentang kehidupan masing2, tpi ada satu obrolan yang sangat menarik yaitu obrolan tentang Tia. Jadi saya bisa menyimpulkan dri obrolan tentang Tia, bahwa si Encis itu msih belum move on dari Tia. Tak terasa obrolan tentang Tia trus berlanjut hingga jam menunjukan pukul 22.30 malam atau jam setengah 11 malam. "Yuk cis cari pak ustadz" ucap saya sambil membangunkan badan. Kita lalu keluar mushola dan mencari pak ustadz ke rumahnya.

Di lewat sampe ke bagian sudah nyampe di rumah pak Ustadz.

"Sekarang kita jemput dulu ya temen bapak" ucap Pak ustadz. Pak ustadz lalu berganti baju dan mengeluarkan mobilnya lalu kita berangkat menuju rumah temennya.

Dilewat dan sekarang kita sudah menjemput dan menuju tempat yang sya tau dari mimpi tentang Azka.

"Kemana Man??" tanya Pak Ustadz. "Ke Jalan ********-*******, kan disana si Azka kecelakaanya" ucap saya. "Oh oke..." ucap Pak Ustadz. Oh iyh sampe lupa dengan perkenalan terhadap tokoh baru yaitu temen pak ustdaz. Temen Pak Ustadz ini sering disebut Ki ****** dan dia emang bener punya ilmu tpi ilmu baik. Penampilannya sperti layaknya anak metal dengan rambut panjang dan agak keriting lalu baju yang serba hitam namun bajunya bukan bertulisakn Megadeth or Metallica tetapi tulisan arab yang saya juga g tau artinya.

Sesampainya di lokasi, saya lalu disuruh untuk mencari sesuatu yang hilang dari Azka atau lebih tepat kelingkingnya. Sedangkan si Encis sedang dibuka setengah mata batinnya agar bisa melihat si Azka, oh iyh saya juga di buka mata batinnya dan ini sungguh pengalaman yang luar biasa. Saya jadi bisa melihat alam gaib walaupun secara samar2, tpi ini sangat menyenangkan (kalo dibuka seluruh mungkin saya pingsan hehehe).

Tak perlu waktu lama akhirnya saya berhasil menemukan jari kelingking Azka yang berada di semak2 belukar, tetapi saat saya hendak mengambil jarinya, tiba2 Ki ****** atau teman Pak ustdadz berteriak.... "Jngan disentuh dahulu" ucapnya. Teriakannya mengagetkan saya dan juga sempat menarik perhatian orang yang berkendara di daerah situ.

"Kenapa Ki??" ucap saya. "Ada sesuatu dibelakang kelingking itu" ucap Ki ******. "Apaan ki??" tanya saya sebari melihat-lihat jari Azka. "Kamu tidak bisa lihat karna yang ada disini dibelakang jari itu cukup kuat, taruh kembali jari itu" ucap Ki ******. Akhirnya saya menaruh jari itu dengan perasaan penasaran+takut, apa sih yang berada di balik jari itu???.

"Wa hahahaha hahaha" si Encis tiba2 tertawa dan suaranya berubah menjadi berat dan mengerikan. "Saya sudah memiliki jari itu, itu sudah jadi hak saya" ucap Encis msih dengan nada dan suara yang sama seperti tadi.

"Permisi..." ucap temen pak Ustadz secara kalem dan tersenyum. "Sok sopan...." ucap Encis yang sekarang sedang dirasuki. "Tolong, benda yang kau pikir hak mu itu... kembalikan pada kami, itu bukan punya mu" ucap temen Pak Ustadz. "Halah.... siapa kamu hah??" ucap Encis yang sedang dirasuki. "Saya manusia...." ucap temen Pak Ustadz. "Sombong kamu wahai Manusia...." ucap Encis yang sedang dirasuki.

Lalu tiba2 encis melarikan diri dan kabur, saya dan pak ustadz mengejarnya dan anehnya kali ini lari Encis sangat cepat. Temen pak Ustadz juga ikut berlari. Hingga akhirnya Encis terpojok lalu saya dan pak Ustadz langsung menyergapnya dan menangkap Encis. Oh iyh waktu itu juga bnyak warga yang bermunculan dan ikut mengejar Encis tetapi tidak sampai membantu memegangi Encis karna tidak berani sepertinya.

"Keluarkan Ki" ucap Pak Ustadz. "Oke2, pegangin oke??" ucap temen Pak ustadz. "Siap!" ucap saya dan Pak ustadz. Lalu Ki ****** memgangi kepala Encis dan membaca doa yang saya kurang paham. Lalu Encis berteriak dan berontak, tenaga Encis sangat berbeda kali ini, dia seperti bukan teman yang selama ini saya kenal. Saya dan Pak ustadz disuruh membisikan kata2 "sadar" ke telinga Encis oleh Temen Pak Ustadz.

"Cis... sadar, balik lagi ke sini, lu dmna??" bisik saya di telinganya. Pak Ustadz juga berbisik di telinga Encis yang saya kurang jelas perkataannya. Dan akhirnya Encis pun dapat di keluarkan, lalu dibawa ke rumah warga sekitar untuk di istirahatkan.

Saya lihat kaki Encis robek di sekitar bagian depan paha dan keluar bnyak darah dari lukanya. Melihat luka dan darah yang keluar banyak, akhirnya kita langsung melarikan Encis ke rumah sakit terdekat untuk di obati lukanya.

Di lewat sampai Encis sudah dijait lukanya....

Alhasil kini di kaki Encis sudah ada 9 jaitan, encis udh sadar dan sedang memain-mainkan perbannya (emang anak yang satu ini agak gila). "Gmna cis udh baikan?" ucap saya. "Udh man, tinggal nunggu sembuh aja" ucap Encis.....