Pengalaman Berteman Dengan Anak Indigo #11 - Cerita Seram Kaskus

Pengalaman Berteman Dengan Anak Indigo #11

aku tahu engkau lelah dan aku mengerti engkau lemah
jika seribu duri menancap di tubuhku, aku akan tetap terus berjalan
andai aku lihat ada satu kerikil menghalangi laju langkahmu
ini bukan sekedar rasa namun ini adalah bagian dari ungkapan hati
karena kamu adalah seorang kekasih dalam mimpi
selamanya aku tak akan bisa memelukmu meski hanya dalam mimpi namun disini aku akan selalu melihatmu dibalik tabir yang masih tertutup
agar aku tau jika engkau selalu baik - baik saja
akan kutitipkan rindu ini melalui hujan
agar kamu tau bahwa langitpun menangis mendengar kisahmu

" jangan dulu cha, biar semua kayak gini dulu. aku juga kepengen tau apa yang selama ini icha lihat ".
" kok gitu, tadi aku kayak gitu cuma buat bikin anak - anak percaya kalau aku ngerasain sakit sa ".
" udah nggak apa - apa kok cha, aku nggak pengen kamu sendirian ngadepin ini. aku bakal temenin kamu ".
" sa, nanti kalau kamu gak kuat gimana, bisa - bisa kamu malah jadi gila ".
" insyaallah aku bakal kuat cha, aku emang penakut tapi aku nggak mau jadi pengecut buat kamu ".
aku sadar akan ucapanku ini. dan aku tidak ingin dilihat sok kuat atau sok keren. namun semua tulus dari hati ini, aku hanya ingin menemani langkahnya menghadapi masalah hidup dia. setelah kuyakinkan icha bahwa aku siap menerima segala resiko, dia merasa tenang dan tersenyum sambil menyipitkan matanya. aku ajak dia untuk segera pulang, namun dia memintaku untuk mengantar ke tempat kemarin kita berdua jalan - jalan. sementara waktu aku lupakan dulu masalah band, bukan aku sudah tak tergiur akan piala the best player atau piala juara fav, namun semua memang sudah terlanjur kacau. rere memilh untuk keluar, sedangkan kita tak mungkin bisa mencari audisional drummer mendadak seperti ini. di sisi lain aku juga sudah terlanjur jatuh hati ke icha, aku memang lebih mementingkan dia dulu, jujur aku memang egois saat itu. namun semua kuserahkan kepada kakak aku, aku yakin dia tak akan menghentikan mimpi kita mengangkat piala di acara festival se-kedu nanti. aku tinggalkan studio dan berangkat menuju tempat yang icha mau. dalam perjalanan dia mengatakan untuk aku tak perlu takut jika aku bisa melihat sosok - sosok tak kasat mata disekitar kita. dia berjanji akan menjaga aku jika ada hal yang menggangguku. aku persiapkan segala mentalku, aku kerahkan segala kemampuanku untuk menahan rasa takut yang mungkin akan terjadi padaku dan ini semua demi dia !! saat aku sedang fokus mengendarai motor sambil memperhatikan jalan, icha sesekali menyuruhku melihat keadaan di sekitar kita. dan benar saja itu terjadi. selama perjalananku aku melihat berbagai hal - hal yang sungguh mengerikan dan baru pertama kali ini aku lihat. waktu itu masih belum terlalu siang, jam masih menunjukan pukul 11 siang. aku melihat mahluk - mahluk biadab itu, sesekali ada yang memperhatikanku. dan kini aku mengerti seperti apa sosok mereka. meski aku tau itu bukan wujud asli mereka, itu hanya gambaran dari fikiranku dari alam bawah sadarku. mereka hanya menampakan seperti yang aku takutkan. disini aku melihat seperti apa kuntilanak, aku melihat seperti apa pocong, tuyul, genderuwo, dan segala mahluk yang bermukin di sekitar rumah - rumah penduduk. waktu itu aku juga sempat memikirkan berarti aku bisa melihat apa saja yang ada dirumahku. dari jok belakang icha memperhatikanku yang begitu ngeri dan takjub melihat pemandangan yang buatku sangat menyeramkan ini. dia terkadang mengelus - elus punggungku untuk tetap tenang. meski aku takut, namun manusiawi jika aku tetap merasakan rasa penasaran. aku selalu melihat dan melihat. meski sekujur tubuhku sudah merinding dari awal penampakan itu, namun aku merasa tenang jika ada icha di tempatku. sampai aku di tempat yang kita tuju. parkirkan motorku disisi jalan dan aku bersama icha menuju pagar pembatas untuk melihat pemandangan di bendungan itu.
" resa kepingin lihat hal yang menyeramkan lagi nggak ? "
" iya cha, tapi kamu jangan pergi dari samping aku yah, ntar aku malah pingsan ".
hehe, dasar resa ni. nggak bakal lah aku tinggalin resa ".
" ya udah mana cha tunjukin ".
" resa lihat di sebelah sana ". sambil menunjuk ke arah sisi kiri dari ujung bendungan. dapat kulihat pemandangan yang benar benar mengerikan. pemandangan yang membuat daguku tak bisa tertutup dan aku hanya bisa mengucapkan kalimat istigfar. aku melihat ...............