Pendik : " wancik vig ?!.. iku arwahe cewe getih thok "
(wancik vig ?!... itu arwahnya cewe darah semua)
Me : " bang ?!.. gimana nih ?! "
Renggo : " kita samperin aja ya ?! "
Perlahan sukma kami mendarat tak jauh dari tempat cewe itu duduk , pencahayaan lampu jalan yang terang membuat kami dapat melihat sosoknya lebih jelas lagi.... selain berlumuran darah ternyata wajah cewe itu penuh luka , bahkan bagian rahangnya tampak menggantung hingga memperlihatkan gigi dan lidahnya yang terjulur.
Steve : " aku aja yang nanya bang ?! "
Renggo : " oyi stiv "
tanpa ragu Steve berjalan mendekati cewe itu sementara kami menguntit di belakangnya , bau anyirpun tercium saat kami berdiri semeteran di hadapan cewe itu.
Steve : " mbak ?!?... "
Cewe : " ?!?!? "
Steve : " namanya siapa ??! "
Cewe : " aaku ddewi "
Steve : " dewi ?!?.. aslinya mana mbak ?! "
Cewe : " aaku dari kebumen "
Steve : " oh kebumen ?!.. kenapa kok di sini ?! "
Cewe : " aaku mati di bawah situ "
sambil menunjuk kolong fly over cewe itu berkata jika ia mati di situ , sebelum akhirnya ia menangis tersedu dan membuat kami merasa iba.
Cewe : " hhiikkz.... hikkz... "
Steve : " mbak ?!... kalo boleh tau matinya kenapa ?! "
Cewe : " aaku dulu dipukulin pacarku pake kkayu ssampe aaku ssekarat...hikz !!... trus aaku dibuang di ssitu..hikz!!.. akhirnya aaku mmati...hikz!!.. "
Steve : " gitu mbak ?!.. "
Mendengar apa yang dikatakan cewe itu membuat kami merasa miris , sudah terlalu sering kami bertemu arwah cewe yang biasanya menjadi korban kekerasan dari orang terdekatnya.
Renggo : " emang gara gara apa kamu dibunuh ?! "
Cewe : " ppacarku sselingkuh trus aaku gak trima "
Renggo : " oh berantem ?!? "
Cewe : " kkejamm...hikz!.. hikz!... "
Renggo : " trus tahun kapan kamu matinya ?! "
Cewe : " 2006 "
Renggo : " emang kuliah atau kerja kamu ?! "
Cewe : " aaku kkuliah di stie ykpn "
Renggo : " ohh ?!.. kirain di ugm "
tak ada yang bisa kami lakukan terhadap arwah cewe ini , setelah merasa cukup berbincang dengannya kamipun segera melayang lagi dan meninggalkannya di fly over.... biarkan saja ia menikmati kesendiriannya di sana.