Kali ini ane akan cerita tentang regu jaga yang dipimpin Danregu NL. Ini Dan regu orangnya muda sekali gan. Maklum lulusan dari Akademi. Bawaannya temperamental dan selalu marah-marah. Tiap hari kerjanya cuma minum, apalagi kalau dia habis berante sama bini-nya
Pas waktu itu jagaan malam gan, mulailah seperti biasa apel malam lalu ngitung napi di dalam sel. Sewaktu dihitung, napi dan tahanan di dalam, jumlahnya selalu tidak sama dengan yang ada di dalam buku register. Dihitung ulang lagi, eh malah nambah dua. Dihitung ulang lagi, eh malah kurang satu. Begitu seterusnya sampai empat kali hitungan
Kemudian danregu NL ini bertanya kepada Danregu ZN (yang jaga siang) apa ada napi yang ngebon (Ngebon itu maksudnya keluar malam di luar penjara atas izin kepala penjara untuk suatu urusan, you know la). Jawab Danregu ZN bahwa tadi siang gada napi yang ngebon.
Saking paniknya Danregu NL memarahi anggotanya dan nendang tong sampah (tong sampah di sini benar-benar berbentuk tong besar seperti di SPBU itu gan) yang berada di Gedung G. Lalu disuruhnya semua tanping masuk ke dalam sel-nya masing-masing tanpa terkecuali.
Setelah tanping masuk sel semuanya, barulah hitungan yang ada real sesuai dengan hitungan register. Baru kemudian Danregu ZN bisa pulang dari Penjara.
Semua kunci blok penjara kalau sudah malam harus diserahkan kepada kepala penjara di rumah dinasnya. Otomatis malam itu hanya pegawai saja yang berkeliaran di dalam Blok penjara tanpa tanping.
Suasana menjadi enggak enak karena malam itu malam jumat dan gerimis pula, ditambah lagi suasana agak sepi karena gada tanping yang biasanya mengawani para penjaga.
Salah satu anak buah NL ada yang bernama MS. Orangnya selalu suka cakap kotor dan makian. Dia sering kali mengejek teman ane yang bernama TJ itu yang pernah jumpa dengan Bibir Merah. MS ini sesumbar kalau dia jumpa sama si Bibir Merah, dia bakal suruh tu Bibir Merah buat shepong dia punya
Dengan lagak berani, dia minta kepada Danregu untuk izin langsung ke Pos Jaga atas dan minta gak usah diganti saja sekalian malam itu (gak perlu rotasi jaga). Dia mau buktikan bahwa teman ane yang namanya TJ itu emang penakut dan parno-an.
MS bercerita mulanya gada masalah di Pos 4. Dia biasa menenggak minuman kalau jaga di atas. Namun sekitar jam 2 malam setelah hujan agak reda dan tinggal gerimis saja, MS ini ngantuk berat. Didukung suasana pos yang remang-remang dan dingin cuacanya, MS masuk ke Pos dalam dan tidur di atas kasurnya
Biar ane gambarkan sedikit gan begimana bentuk Pos Jaga Penjara. Pos Jaga Penjara merupakan bangunan menara segi empat lurus dengan balkon segiempat di atasnya di sekeliling pos. Balkon/teras atas ini memiliki lebar gak lebih dari setengah meter. Pos atas memiliki empat jendela dari kaca nako dan juga sebuah pintu setengah kaca (atas) dan setengah kayu (bagian bawah).
Kalau Bagian bawah pos jaga ini memiliki pintu yang terdiri dari dua plat. Plat luar berupa pintu berbentuk Pintu Besi Padat dan bagian dalam berupa pintu jeruji sel. Kalau kedua pintu ditutup, otomatis bagian dalam penjara menjadi gelap gulita 'pitch black'. Kalau kita mau naik ke atas, ada tangga besi begitu kita masukin lantai bawah pos jaga ini. Tangga besi ini sudah berkarat dan tua. Lantai atas terbagi dua, sebagiannya untuk tempat tangga ini gan.
Kalau dalam suasana hujan, apalagi kalau lebat hujannya, bagian dalam pos ini akan basah kuyup karena air hujan masuk dari lobang angin yang ada di bagian atas pos. Demikian kita biasanya masuk dalam pos dan duduk melingkar.
Sewaktu MS ini mulai terlelap tidurnya, tiba-tiba pintu plat besi di lantai bawah diketuk berulang-ulang dengan keras. Panik dan kaget MS memaki "woi anj*ng ribut kali lo di bawah sana, napi as*. CUih". Suara ketukan itu berhenti. Kemudian MS tidur kembali. Begitu agak terlelap, kawan ane mulai sadar bahwa malam ini satupun tanping gada yang ikut jaga. Itu berarti Danregu yang sedang patroli, fikir si MS ini. Mati aku katanya. Kemudian MS keluar untuk mengecek kondisi, dia melongok melihat ke bawah diantara cahaya remang-remang. Gada orang sama sekali. Dia nunggu sembari melihat ke bawah, kali aja Danregu-nya mencoba ngetes dia, ngejahilin dia, dan bersembunyi di balik kegelapan remang-remang. Lama ditunggu gak ada muncul apa-apa. Dia coba tes ngobrol via HT melaporkan suasana, eh ternyata Danregu-nya sedang stay jaga di Blok.
Ah cuman khayalan ku aja gumam MS ini. Tidur kembali la aku, kata MS lagi.
Nah MS ini tidur membelakangi tangga pos, jadi MS ini tidur menghadap dinding Pos jaga. Gila aja kalau kita tidur menghadap tangga, bisa-bisa jatuh terperosok nyosor sampai ke lantai bawah. Penutup pagar sudah enggak ada lagi, jadi lantai atas itu bolong seluas 1,5 m dikali 1m (tempat tangga, dulu ada penutupnya dari kayu tapi sudah lapuk dimakan rayap). Agar MS enak tidur, dia menghidupkan lagu dari Handphone-nya. Begitu agak terlelap, Pintu kembali diketuk berulangkali, kali ini lebih keras dari awal. seperti orang nagih hutang kredit la gan
Akhirnya MS ini gak perduli, dia mencoba pura-pura tidur. Ntar capek sendiri, fikirnya. Perasaanya juga gak enak, ntar malah Bibir Merah datang pula ke pos-nya atau yang ngetok itu malah dia. Biasa la gan, kalau kita sendiri, di lantai atas dengan cahaya remang-remang dan dikelilingi semak belukar, wajar aja kita bisa berfikiran macam-macam. Apalagi tengah malam lagi dan malam jumat pula. CIut nyali-nya gan
Nah sesudah pintu itu gak diketuk lagi, lega lah perasaan MS dan diapun sudah enak tidur.Eh tiba-tiba ada yang colek-colek badannya dari belakang dari arah tangga. MS ini pura-pura tidur terus. Nafasnya mulai berat, matanya ditekan kuat-kuat dan jantungnya mulai berdegup. Gila aja, siapa yang berani colak colek dia, wong semua pintu sudah ditutupnya. Bagaimana mungkin orang bisa naik ke pos setinggi empat meter yang sudah dikelilingi jeruji besi dan kawat berduri ini. Dan dia sendirian pula di sini. Kunci masih disakunya, mana mungkin ada orang. Serrr, keringat mulai membasahi badannya panas dingin. MS tetap pura-pura tidur. Entar si Bibir Merah pergi sendiri katanya.
Eh tak taunya sebuah lengan menggamit/mengelon badannya dari belakang. Tangan itu kurus, hitam dan berbulu. Anjrit tenan, fikir MS. Kali ini MS sudah berkeringat dingin, dia sempat ngintip tuh tangan. Dingin. Tapi badan MS mulai bergetar, jantungnya makin kencang. Fikirnya dia mati malam itu. Kemudian kepala mahluk itu satu bantal dengan kepala MS. MS dapat merasakan nafas berat di belakang kepalanya itu. Kuduknya langsung berdiri. Nafas MS menjadi berat, tersengal-sengal. Pasrah dia katanya, hampir nangis rasanya. Apapun terjadi, ya terjadilah katanya.
Malam itu, sepanjang malam si MS di peluk sama tangan dingin itu. Nafas MS naik turun dan keringat membasahi badannya, seperti mandi saja rasanya. Nafas dibelakangnya dingin dan berat. Seperti suara seseorang tercekik "Hak...hak...hak..."
Dia sudah berdoa semua doa yang dia ingat. Tapi enggak mempan. Tangan itu tetap tergeletak di pinggangnya. Jantung MS berdegup kencang. Hingga akhirnya si MS ini pingsan karena kelelahan.
Dia dikeloni hingga azan subuh gan. Jadi semalam suntuk si MS ini dikeloni sama tangan dingin itu.
Paginya MS gak mau cerita kisah ini. Dia mau bercerita kira-kira sebulan sebelum meninggal atau enam bulan setelah dikeloni
Saat turun dari pos itu, wajah si MS pucat pasi gan, seperti orang yang sedang puasa mutih 10 hari gan. Kusut banget mukanya seperti kertas yang diremas-remas dengan kasar. Kawan regunya mengira itu akibat karena kebanyakan minum
Setelah kejadian itu, sebulan kemudian ibu si MS meninggal. Si MS pun menderita sakit-sakitan. Badannya menjadi kurus kali. Sering bahu-nya pegal-pegal gitu. Bahkan waktu upacara hari pemasyarakatan, si MS pernah jatuh dari barisan. Jadi bahan olok-olokan UPT (Unit Pelayanan Teknis) yang lain.
Padahal dulu waktu SMA, si MS ini termasuk siswa yang aktif di Paskibra dan Pramuka, jadu upacara malah kecil banget gan
Tetapi begitu kejadiannya.
Wajahnya kembali pucat dan badannya makin kurus. Sering mimpi buruk. Batuk-batuk. Ane sudah sarani dia berobat ke Rumkit Pusat di Ibukota Provinsi, tapi dia gak mau. Segan buat absen katanya. Sampai akhirnya dia diopname selama dua bulan lebih dan akhirnya meninggal dunia.
Alfatihah sent
Wallahu 'alam === Cerita Selanjutnya ===